Monday, 12 August 2013

Explanation about Sibling Rivalry

SIBLING RIVALRY


Dalam sebuah keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, seberapa sering anda melihat anak-anak tersebut bertengkar? Terkadang hal tersebut terjadi akibat adanya kecemburuan atau persaingan yang terjadi diantara saudara kandung. Hal ini disebut Sibling Rivalry.

Sibling Rivalry terjadi apabila anak merasa dirinya telah kehilangan kasih sayang dan merasa saudara kandung adalah saingan bagi dirinya dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Mari kita lihat, seperti apakah ciri khas dari seorang anak yang mengalami sibling rivalry?
  1. Terlihat adanya persaingan dan iri hati terhadap saudaranya.
  2. Onset terjadi selama beberapa bulan setelah kelahiran adik (terutama adik langsung).
  3. Mengalami masalah emosional yang melampaui taraf normal dan berkelanjutan, dapat berbentuk regresi dengan hilangnya beberapa keterampilan yang telah dimiliki (seperti: pengendalian buang air besar dan buang air kecil) dan memiliki tendensi berperilaku seperti bayi.
  4. Mengalami masalah psikososial.
  5. mengalami gangguan tidur dan memiliki keinginan yang besar untuk memperoleh perhatian orangtua, terutama saat hendak tidur.
Apa yang menyebabkan terjadinya sibling rivalry?
  1. Kelahiran Adik Baru
  2. Protes dari sang kakak atau adik
  3. Kemarahan orangtua

Seperti apakah bentuk-bentuk dari sibling rivalry?
  1. Reaksi bersifat langsung, seperti: menggigit, mencakar, menendang, dll.
  2. Reaksi bersifat tidak langsung, seperti: mengompol, pura-pura sakit, dll.


Perlu kita ketahui bahwa jika hal ini tidak dapat diatasi dengan baik, maka dampaknya akan kita lihat hingga dewasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan, misalnya dengan memberikan perhatian dan cinta yang sama pada semua anak, bersikaplah netral ketika anak anda bertengkar, kembangkan judge skill anda saat mendengarkan anak anda complaint, mengajarkan anak untuk selalu berbagi, jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lain karena dapat berdampak negatif pada self-esteem anak serta self-concept anak, jangan menjadikan anak pertama (si kakak) sebagai pengasuh adiknya - perlakukan anak pertama (si kakak) sesuai dengan tahap perkembangan dan ajarlah si kakak untuk mengasihi adiknya, buatlah pembagian tugas rumah untuk masing-masing anak, dan kembangkan serta ajarkan anak untuk bersikap empati terhadap saudaranya yang lain.


No comments:

Post a Comment