ATTACHMENT
Dalam kehidupan beradaptasi anak, perkembangan emosi
merupakan faktor yang penting dan bentuk pertama dalam kehidupan bersosialisasi
anak pada masa awal perkembangan adalah Attachment
(Kelekatan).
Menurut Santrock, Attachment didefinisikan sebagai ikatan
emosional antara dua orang. Freud menjelaskan bahwa sosok yang menjadi
tempat seorang bayi melekatkan dirinya adalah mereka yang mampu memenuhi
kepuasan oral bayi tersebut, secara umum yang dimaksud adalah ibu karena ibu
adalah orang yang menyusui. Akan tetapi, pandangan Freud dibantah oleh Harlow. Dalam
penelitian Harlow, ia menunjukkan bahwa bayi kera yang diberikan dua jenis ibu
pengganti yang terbuat dari kawat dan dari kain akan lebih banyak menghabiskan
waktunya dengan ibu yang terbuat dari kain meskipun kedua ibu pengganti ini
memberikan kontribusi menyusui yang sama banyaknya. Penelitian ini
mempostulatkan bahwa menyusui bukan syarat utama kelekatan anak, tetapi elemen
terpenting adalah adanya kontak yang membuat bayi merasa nyaman.
Disamping Harlow, tokoh lain yang menjelaskan
pembentukan attachment adalah Eric
Erikson. Menurutnya, kenyamanan secara
fisik dan pengasuhan yang sensitif merupakan kunci utama dari pembentukan basic trust pada bayi dan menjadi dasar
bagi pembentukan attachment serta
harapan bahwa dunia adalah tempat yang menyenangkan dan baik bagi anak.
Psikiater asal Inggris John Bowlby juga berpendapat
bahwa pembentukan attachment pada
bayi dengan pengasuh utama (ibu) telah terdisposisi secara biologis dimana secara
alamiah, bayi telah dilengkapi dengan “piranti” untuk mengembangkan perilaku attachment.
Perlu kita ketahui bahwa antara bayi yang satu dengan
bayi yang lain memiliki pengalaman attachment
yang berbeda-beda. Berdasarkan respon bayi ketika menghadapi situasi
seperti: perkenalan, perpisahan, dan pertemuan kembali, bayi dapat
dikelompokkan menjadi tipe secure
attachment dan insecure.
- Securely attached babies. Pada tipe ini, ketika pengasuh hadir di ruangan, maka bayi akan mengeksplorasi ruangan dengan leluasa; ketika pengasuh meninggalkan ruangan, bayi akan menunjukkan sikap “protes”; ketika pengasuh kembali ke ruangan, bayi akan kembali menunjukkan interaksi positif dengan pengasuh kemudian kembali menjelajahi ruang bermainnya.
- Insecure avoidant babies. Pada tipe ini, bayi menunjukkan rasa tidak aman dengan cara menghindari ibu atau pengasuhnya, interaksi yang minim dengan pengasuhnya, tidak merasa stres ketika pengasuh meninggalkan ruangan, tidak melakukan interaksi ketika sang pengasuh kembali ke ruangan, bahkan cenderung menghindari.
- Insecure resistant babies. Pada tipe ini, bayi sering kali terlihat sangat dekat dengan pengasuh, tetapi kemudian menolak kedekatan dengan pengasuh, misalnya dengan meronta atau mendorong. Pada situasi observasi, bayi tetap lekat dengan pengasuh dengan penuh kecemasan dan menolak untuk mengeksplorasi ruang. Ketika pengasuh meninggalkan ruangan, bayi menangis keras. Pada saat pengasuh kembali ke ruangan, bayi akan menolak mereka.
- Insecure disorganized babies. Pada tipe ini, bayi menunjukkan rasa tidak aman dengan menunjukkan perilaku yang tidak terorganisir dan tidak memiliki orientasi, seperti: bayi akan kelihatan bingung, linglung, dan takut. Ketika bersama pengasuh pun, bayi akan menunjukkan perilaku spesifik tertentu seperti ketakutan yang luar biasa.
Menurut Ainsworth, dalam secure attachment, bayi
menggunakan pengasuh utamanya sebagai suatu landasan yang aman untuk
mengeksplorasi lingkungannya. Ia meyakini, bahwa keterikatan yang aman pada
tahun pertama kehidupan memberi suatu landasan yang penting bagi perkembangan
psikologis di kemudian hari. Umumnya, bayi tipe ini tidak khawatir menjelajahi
lingkungannya karena ia percaya bahwa pengasuh mereka meskipun jauh akan selalu
ada untuk mereka. Bayi-bayi ini kemudian akan merespon secara positif
bentuk-bentuk interaksi dengan individu lainnya dan dapat bebas bermain
menjelajahi ruangnya. Sebaliknya, bayi
yang tidak mendapatkan secure attachment akan cenderung menghindari
pengasuhnya, takut pada orang asing, dan menjadi sangat terganggu oleh hal-hal
kecil seperti perpisahan sehari-hari. Perbedaan
dalam hal secure attachment ini sangat bergantung pada seberapa peka dan tanggap
seorang pengasuh terhadap kebutuhan atau gejala yang ditunjukkan oleh bayi.
Bayi yang memiliki secure attachment umumnya memiliki pengasuh
yang lebih peka, menerima, dan dapat mengekspresikan afeksi dengan baik
terhadap bayi. Secure attachment yang
dialami oleh bayi ini akan sangat menentukan perilaku sosial anak dikemudian
hari.
No comments:
Post a Comment