Wednesday, 14 August 2013

How to deal with Stress God's Way

Kata “Stress” adalah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari terutama berkaitan dengan masalah yang kita hadapi. Sebenarnya stres adalah respon individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mengancam individu dalam mengatasi segala bentuk stressor.
Stressor  yang dimaksud adalah hal, kejadian, peristiwa, situasi, dan orang dalam lingkungan kita yang mengancam atau merugikan diri kita atau menyebabkan stres (The Activators of Stress atau Pengaktif Stres).


Ada beberapa kategori stressor, yaitu:
  1. Cataclysmic Events: fenomena besar atau tibat-tiba terjadi, kejadian-kejadian penting yang memengaruhi banyak orang, seperti: bencana alam, dll.
  2. Personal Stressor: kejadian penting yang memengaruhi sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti: krisis keluarga.
  3. Background Stressor: pertikaian yang biasa terjadi setiap hari, seperti: masalah pekerjaan atau rutinitas pekerjaan.

Ada dua macam stres yang sering kita hadapi dalam hidup kita: Pertama adalah distress [stres yang tidak menyenangkan bagi individu dan menimbulkan efek negatif, seperti: kecemasan, kesedihan, frustrasi, rasa kewalahan, atau ketidak-berdayaan], kedua adalah eustress [stres yang menyenangkan bagi individu dan menimbulkan efek positif, seperti: kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu].

Selanjutnya, kita akan melihat reaksi-reaksi stres:
    • Konsekuensi fisiologis: aktifnya saraf otonom yang membuat adrenalin memproduksi catecholamine, mempercepat aliran darah & detak jantung, meningkatkan aktivitas pernapasan & mengalami gangguan proses pencernaan, aktifnya sistem endokrin, kelenjar pituitari mensekresi hormon ACTH, kelenjar adrenalin memproduksi hormon corcosteroids (hormon yang merangsang pelepasan lemak & protein dalam sirkulasi tubuh sehingga dapat menambah energi), daya tahan tubuh menurun.
    • Respon kognitif: hasil proses penilaian tentang bahaya atau ancaman dari suatu kejadian, seperti: ketidak-mampuan berkonsentrasi, pikiran yang terganggu & berulang.
    • Respon emosi, seperti: takut, cemas, gembira, malu, marah, depresi, sikap tabah atau penolakan.
    • Respon perilaku, seperti: fight response (tindakan konfrontatif terhadap stressor) dan flight response (tindakan penarikan dari kejadian yang mengancam).


Berikut adalah tipe gejala individu yang mengalami stres:

  1. Gejala fisik, seperti: gangguan kepala (pusing, migraine), gangguan tidur (tidur tidak teratur, tidur terlantur, bangun terlalu awal), gangguan pencernaan (mencret, sulit BAB, sembelit), gangguan kulit (gatal-gatal), gangguan makan (berubah selera makan), gangguan saraf (bagian punggung, leher, dan bahu), kelelahan fisik (fatigue), gemetar, jantung berdebar-debar, dan nafas terengah-engah.
  2. Gejala emosional, seperti: gelisah, kuatir, cemas, takut, depresi, mudah menangis, sedih, marah, gugup, merasa tidak aman, mudah tersinggung, mudah menyerang orang, bermusuhan, penolakan, frustrasi, merasa tidak sanggup mengontrol diri sendiri.
  3. Gejala kognitif, seperti: susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, dipenuhi oleh satu pikiran saja, hilang rasa humor yang sehat, produktivitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja rendah, bertambahnya jumlah kekeliruan dalam bekerja, dan prokrastinasi.
  4. Gejala interpersonal, seperti: kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya, suka mencari kesalahan orang lain, menyerang dengan kata-kata, mempertahankan diri, dan mendiamkan orang lain.


Jadi, bagaimana cara kita mengatasi stres? Sebenarnya kita sudah sering melakukan Strategy Coping Stress [cara individu menghadapi dan mengatasi stres termasuk permasalahan rutin yang terwujud dalam kemampuan individu untuk menjaga sikap, perilaku, dan emosinya]. Dalam hal ini, individu akan memilih sesuai dengan keinginannya strategi mengatasi stres mana yang kira-kira tingkat keberhasilannya paling tinggi untuk mengatasi stres dan masalah yang mereka hadapi. Ingatlah bahwa tiap-tiap orang memiliki cara mengatasi stres yang berbeda-beda sehingga kita tidak bisa memaksa orang untuk mengikuti cara yang kita mau dengan tujuan hanya untuk membantu, tetapi kita dapat menyesuaikan cara yang akan kita sarankan sesuai dengan situasi dan kondisinya yang tentu saja harus rasional, solutif, dan efektif.

Berikut ada delapan jenis dalam strategy coping stress, yaitu:
  • Konfrontasi. Cara ini lebih digunakan oleh orang yang lebih agresif ketika akan memecahkan masalah dan mengatasi stres. Ia cenderung mengambil resiko ketika berhadapan dengan masalah tersebut.
  • Mengambil jarak terhadap masalah (Distancing). Orang yang menggunakan cara ini lebih cenderung mengambil jarak pada masalah. Ia terlihat menghindar tetapi sebenarnya yang ia lakukan adalah berusaha melupakan masalah tersebut dan menganggap bahwa masalah tersebut tidak seberat yang dibayangkan.
  • Penguasaan diri (Self controling). Orang yang menggunakan cara ini lebih menguasai atau mengontrol dirinya dulu (baik perasaan dan pikiran) ketika menghadapi masalah.
  • Mencari dukungan sosial (Seeking social support). Orang yang mengatasi masalah dengan cara ini adalah orang yang merasa bahwa perlu dukungan dari orang lain (baik secara moril maupun materiil) untuk mengatasi masalah yang dihadapi, seperti: dukungan dari keluarga, teman, sahabat, atau pacar.
  • Menerima sebagai tanggung-jawab (Accepting responsibility). Orang yang memilih cara ini biasanya akan menganggap bahwa masalah yang dihadapinya adalah suatu tanggung jawab dimana ia harus menyelesaikan masalah ini. Akan tetapi, apabila individu menghadapi masalah yang membuat dirinya distress, maka ia akan selalu terpacu untuk mencari jalan keluar dan efek negatifnya jika hal itu dilakukan berlarut-larut, seringkali ia akan menjadi putus asa dan pesimis.
  • Menghindar (Escape – Avoidance). Biasanya ini adalah salah satu opsi yang sering dipilih oleh seseorang dalam menyelesaikan stres yang dihadapi. Sayangnya, tidak semua masalah akan terpecahkan bila kita menghindar, karena kita cenderung lari dari kenyataan, cenderung menunda keputusan penting, dan cenderung menjadi orang yang tidak bertanggung-jawab.
  • Penyelesaian masalah yang terrencana (Planful problem solving). Cara ini cukup efektif dalam menyelesaikan masalah karena individu dengan penuh pertimbangan akan mengidentifikasi alternatif solusi yang ada, termasuk teliti untuk melihat konsekuensi negatif atau positif apa saja yang ada dalam alternatif solusi yang kita buat dan kita perlu waspada ketika kita menerapkan solusi yang sudah kita putuskan.
  • Melihat dari segi positif (Positive reappraisal). Biasanya orang yang menggunakan cara ini akan melihat sisi positif dengan mengambil hikmah ketika ia memandang masalah.

Mari kita lihat apa yang Alkitab katakan mengenai stres dan apa obat stres yang diberikan oleh Tuhan Yesus.
Dalam Yakobus 1: 2-4, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan, dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mejadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”. Hal pertama adalah kita perlu melihat tujuan Tuhan Yesus dalam setiap persoalan yang kita hadapi. Dalam firmanNya, kita diingatkan untuk menganggap persoalan yang kita hadapi sebagai kebahagiaan karena persoalan tersebut menghasilkan sesuatu yang positif bagi diri kita. Perlu kita sadari bahwa Tuhan Yesus ingin mengembangkan buah roh yang ada dalam diri kita dalam setiap peristiwa yang kita alami dan hal yang perlu kita ingat juga bahwa Tuhan Yesus tidak memberikan masalah yang tidak mampu kita kontrol. Coba kita perhatikan Rasul Paulus, ia mengalami banyak kesulitan hidup tetapi karena fokusnya berorientasi pada perspektif Tuhan, ia mampu mengatasi kesulitan hidupnya dengan sukacita. Perkataan Rasul Paulus, “… meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya…”.
Sebagai anak Tuhan, kita juga perlu menggunakan waktu kita bersama Tuhan dengan cara berdoa karena dengan berdoa, kita dapat mengalami kehadiranNYA dalam kehidupan kita. Banyak orang berdoa agar situasi yang membuat mereka stres diubahkan oleh Tuhan, tetapi sebenarnya doa memiliki kekuatan untuk mengubah kepribadian kita daripada situasi kita.
Firman Tuhan juga mengingatkan kita untuk menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situ terpancar kehidupan. Ayat Firman Tuhan lain juga mengatakan bahwa Damai sejahtera dari Tuhan Yesus diberikan kepada kita sehingga kita tidak perlu gentar dan gelisah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga hati dan pikiran kita untuk melawan hal-hal yang negatif dan membuat kita menjadi tidak bersemangat atau putus asa.
Memang kita seringkali merasa bahwa kita tidak mampu memahami kehendak Tuhan, tetapi Tuhan Yesus melalui Firman-Nya sudah cukup memberikan informasi kepada kita tentang karakter-Nya bahwa ketika kita tidak kuatir, kita dapat bersandar pada janji Tuhan Yesus bahwa ia tidak akan meninggalkan kita.
Dalam Mazmur 90: 12, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”. Seringkali kita kurang bijak dalam mengatur aktivitas kita karena kita lebih mengutamakan hal-hal yang tidak penting dan bukan prioritas hidup kita padahal yang seharusnya kita lakukan adalah mengerjakan hal-hal yang penting dan yang menjadi prioritas hidup kita. Kita diberikan oleh Tuhan pilihan dalam hidup, oleh karena itu, habiskan waktu dan energi kita untuk belajar mengatakan “TIDAK” pada hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Ingatkah anda pada ayat Firman Tuhan yang mengatakan, “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” Terkadang ketika mengalami stres, kita menolak menerima batasan kita sehingga tanpa kita sadari hal inilah yang menyebabkan kita mengalami penyakit akibat stres. Ketika kita merasa capek, itu adalah peringatan bahwa kita harus menerima batasan kita bahwa kita hanyalah manusia yang butuh istirahat, makan, tidur, dan relaks.
Selanjutnya, resep dari Tuhan Yesus adalah Tuhan Yesus ingin menanamkan kepada kita hati yang penuh ucapan syukur. Firman Tuhan berkata, “mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah didalam Kristus Yesus bagi kamu.” Hal yang perlu kita lakukan adalah menghitung berkat Tuhan dalam hidup kita. Jika kita melakukan hal ini, maka kita akan lebih positif dan berhenti melakukan hal-hal yang negatif.

Akhir dari artikel ini mengingatkan kita bahwa stres berpengaruh pada tubuh, pikiran, dan jiwa kita sehingga kita perlu melindungi tubuh kita dengan istirahat yang cukup, olahraga teratur, makan yang cukup, kita juga perlu melindungi pikiran kita dengan berpikir benar, menolak membesarkan hal-hal yang kecil, dan buatlah skala prioritas bagi hidup kita, serta kita juga perlu melindungi jiwa kita dengan bersandar pada Tuhan Yesus, merenungkan Firman-Nya, dan berdoa.




No comments:

Post a Comment