Thursday, 8 August 2013

Bagaimana MengAdopsi Anak dan Gejala Reaktif Lampiran Disorder (RAD)

ADOPTED CHILD

ADOPSI, suatu kata yang cukup sensitif untuk dibicarakan namun sangat penting untuk kita ketahui baik dari pengertian maupun jenis-jenis. Sebelum kita membahas pengertian dan jenis adopsi, sebenarnya apakah alasan dari adopsi dilakukan?
  1. Kematian dari kedua orangtua sehingga anak yatim piatu yang ditinggalkan kedua orangtuanya diadopsi.
  2. Anak yang diabaikan dan keberadaan orangtua kandung yang tidak dapat dilacak.
  3. Ketika orangtua kandung masih ada, orangtua kandung tersebut dapat menempatkan anaknya untuk diadopsi karena mereka secara adekuat tidak mampu untuk merawat anaknya, karena mereka gagal untuk menerima sumber penghasilan yang mereka butuhkan untuk menjadi orangtua, atau karena mereka ditekan oleh orangtua mereka sendiri atau pihak lainnya.
  4. Orangtua adopsi mengalami ketidak-suburan atau menghindari penularan penyakit yang menular.
  5. Sebagai anak pancingan (biasanya dilakukan oleh suami-istri dengan tujuan supaya mereka dapat memperoleh anak kandung).
  6. Alasan kemanusiaan (seperti: bencana tsunami yang membuat orang-orang ingin mengadopsi anak-anak yang kehilangan kedua orangtua).
Adopsi adalah suatu tindakan legal dimana anak secara permanen ditempatkan bersama salah satu dan atau kedua orangtua yang bukan orangtua biologis. Perjanjian adopsi membahas tentang tanggung jawab orangtua dan hak orangtua kandung yang akan diserahkan kepada orangtua adopsi. Berikut adalah jenis-jenis adopsi:
    1. Open Adoption: Adopsi ini memperbolehkan orangtua adopsi dan anak adopsi untuk berinteraksi secara langsung dengan orangtua kandungnya. Anggota keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat membuat mereka merasa nyaman. Komunikasi yang digunakan, seperti: surat, email, telepon atau kunjungan. Frekuensi komunikasi dapat disepakati, misalnya beberapa kali dalam satu tahun atau beberapa kali dalam satu bulan atau minggu. Kontak seringkali berubah sejalan dengan pertumbuhan anak dan anak akan memiki lebih banyak pertanyaan mengenai adopsi tersebut. Adanya akses langsung dengan orangtua kandung dan informasi mengenai masa lalu anak dapat memberikan jawaban atas pertanyaan identitas anak adopsi (seperti: “Aku mirip siapa?”, “Dimana aku dulu tinggal?”) dan mengurangi fantasi-fantasi dari anak adopsi. Ada juga kelemahannya, yaitu tidak adanya kesempatan untuk mengasimilasikan diri ke dalam keluarga, dimana hal tersebut diperlukan. Ada juga potensi munculnya perasaan ditolak jika kontak berhenti atau tidak ada kunjungan antara keluarga yang satu dengan yang lain. Dalam adopsi terbuka, orangtua adopsi merupakan orangtua yang sah dari anak adopsi. Secara hukum, orangtua kandung dan orangtua adopsi dapat membuat perjanjian penghentian kunjungan antar keluarga, pertukaran informasi, dan interaksi-interaksi yang lainnya terkait dengan anak adopsi tersebut. Akan tetapi, perjanjian informal biasanya lebih banyak diterapkan. Aspek lain dari keterbukaan dalam adopsi adalah akses pada catatan kelahiran. Dalam beberapa yurisdiksi, akses pada catatan adalah otomatis. Seperti contohnya, pada usia 18 tahun, seseorang yang diadopsi di United Kingdom secara otomatis diberi nama sesuai dengan sertifikat kelahirannya dan dapat mengakses catatan adopsi mereka.
    2. Semi Open Adoption: Dalam adopsi semi terbuka, orangtua kandung dapat menemui orangtua adopsi sekali atau beberapa kali lalu setelah tidak ada kontak fisik lagi. Surat dan gambar dapat ditukarkan secara langsung atau melalui orang ketiga, seperti agen adopsi dalam beberapa tahun. Hubungan antara orangtua kandung dapat juga berubah menjadi terbuka atau tertutup.
    3. Closed Adoption: Dalam beberapa adopsi tertutup, informasi selain identitas diberitahukan kepada pihak-pihak yang terlibat, seperti sejarah pengobatan dan penempatan. Setelah adopsi disahkan, tidak ada informasi lebih lanjut yang dibagikan di antara orangtua kandung dan orangtua adopsi. Dalam adopsi tertutup lainnya tidak ada informasi yang dibagikan antara pihak-pihak yang terlibat. Hal ini dapat muncul karena pertimbangan hukum atau perintah dari pengadilan, seperti ketika anak tersebut diambil oleh negara dikarenakan kekerasan terhadap anak atau penelantaran. Hal itu dapat juga muncul karena pihak-pihak yang terlibat tidak menginginkan kontak apapun.
Berdasarkan lokasi dan asal anak adopsi, adopsi dikategorikan menjadi:

  1. Domestic Adoption: Adopsi dalam negeri adalah penempatan anak untuk adopsi dalam negara dimana anak tersebut dilahirkan atau tempat dimana dia tinggal. Kasus khusus adalah adopsi antar negara bagian dimana adopsi muncul dalam negara-negara bagian dalam Amerika atau dalam provinsi Kanada yang berbeda. Dalam kasus ini, peraturan tambahan dapat diterapkan.
  2. Foster Care Adoption: Adopsi perawatan anak angkat adalah jenis dari adopsi dimana anak pada awalnya ditempatkan pada sistem pemeliharaan dan kemudian ditempatkan untuk adopsi. Anak ditempatkan dalam pemeliharaan karena berbagai alasan, termasuk diambil dari rumah orangtua kandung oleh agen pemerintah karena kesalahan perawatan oleh orangtua kandung. Kesalahan perawatan dapat berbentuk penelantaran atau kekerasan. Dalam kebanyakan adopsi, orangtua adopsi memilih untuk mengadopsi dan menjadi orangtua yang sah bagi anak tersebut. Secara hukum, orangtua adopsi memiliki ijin dan secara teknis dianggap sebagai orangtua angkat setelah proses adopsi telah diselesaikan. Anak dengan sejarah kesalahan perawatan, seperti penelantaran fisik dan psikologis, kekerasan fisik dan seksual, terancam mengalami permasalahan psikiatrik. Anak-anak semacam itu mempunyai resiko mengalami gangguan kelekatan.
  3. Intra-Family Adoption: Tidak semua adopsi berasal dari luar keluarga. Sebuah adopsi dalam keluarga terjadi ketika anak diadopsi oleh anggota keluarga dekat yang masih ada atau rekannya. Contoh yang umum adalah adopsi orangtua tiri dimana rekan baru dari orangtua dapat secara sah mengadopsi anak dari hubungan orangtua sebelumnya. Adopsi dalam keluarga dapat juga terjadi melalui penyerahan dikarenakan kematian orangtua atau karena orangtua kandung tidak dapat merawat anak tersebut dan anggota keluarga setuju untuk mengambil alih.
  4. International Adoption: Penempatan anak adopsi di luar tempat kelahiran anak. Hukum-hukum dari negara yang berbeda-beda membedakan kemauan suatu negara untuk menerima adopsi internasional. Beberapa negara, seperti China dan Vietnam, mempunyai peraturan dan prosedur yang jelas untuk diikuti oleh pengadopsi asing. Sementara itu, contoh di United Arab Emirates yang melarang adanya adopsi internasional. Beberapa negara khususnya banyak bangsa Afrika, mempunyai syarat kependudukan yang mempengaruhi peraturan keluar secara umum adopsi internasional. Selain itu, beberapa negara seperti Rumania secara keseluruhan benar-benar tertutup pada adopsi internasional, dengan pengecualian adopsi tersebut dilakukan oleh relasi dekat, seperti kakeknya.

Bicara tentang adopsi, hal yang menjadi dilemma bagi para orangtua adopsi adalah waktu yang tepat dan cara memberitahukan kepada anaknya bahwa anaknya adalah anak adopsi. Ada beberapa pandangan mengenai adopsi. Pertama, beberapa ahli mempercayai bahwa anak adopsi harus diberitahukan pada usia yang semuda mungkin dengan harapan agar anak diberi kesempatan lebih awal untuk menerima dan mengintegrasi konsep adopsi. Kedua, ahli-ahli lain mempercayai bahwa jika orangtua memberitahukan kepada anak bahwa ia adalah anak adopsi maka hal itu akan membingungkan anak karena ia belum dapat memahami informasi yang diberikan sehingga ahli-ahli tersebut menyarankan untuk menunggu usia anak lebih dewasa untuk memahami hal ini.
Dalam kasus berbeda, para ahli juga menekankan bahwa anak adopsi harus tahu proses ketika orangtua mereka mengadopsi mereka sehingga ini membantu memberikan pesan bahwa adopsi adalah hal yang baik dan anak dapat mempercayai orangtua mereka. Jika seorang anak tahu bahwa ia adalah anak adopsi dari oranglain selain orangtua, hal yang dapat terjadi adalah anak akan marah dan tidak mempercayai orangtua mereka sehingga mereka beranggapan bahwa adopsi adalah hal yang buruk dan memalukan sehingga perlu untuk dirahasiakan.
Jika seorang anak adopsi memiliki keinginan untuk membicarakan pengadopsian mereka, maka orangtua harus mendorong anak dalam proses ini.  Jika hal ini dilakukan dengan baik [tergantung dari tahap perkembangan si anak atau kedewasaan mereka dalam merespon kenyataan bahwa mereka telah diadopsi], niscaya pemikiran dan reaksi negatif dari anak adopsi mungkin tidak akan berkembang. Hal ini juga dapat dilakukan dengan pertolongan professional dimana dapat membantu orangtua dan anak adopsi untuk mengenali apakah dibutuhkan pertolongan atau tidak jika anak adopsi akhirnya mengalami masalah dalam perilaku atau emosi karena hal ini.
Selanjutnya, ada istilah yaitu ADOPTED CHILD SYNDROME. Suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perilaku yang muncul pada anak adopsi terkait dengan status adopsi mereka. Secara spesifik, yang termasuk di dalamnya adalah gangguan kelekatan, berbohong, mencuri, melawan aturan dan tindakan kekerasan. David Kirschner menyatakan bahwa kebanyakan anak adopsi tidak mengalami gangguan ini, hanya beberapa anak saja.  Umumnya, anak yang diadopsi sebelum umur enam bulan tidak memiliki perbedaan dengan anak yang dibesarkan oleh orangtua kandungnya. Masalah yang muncul pada anak yang diadopsi dari lembaga biasanya terkait dengan efek dari kesalahan perawatan anak, kekerasan dan penelantaran. Namun, Kirschner menyatakan bahwa tiap anak adopsi memiliki emosi yang rapuh sehingga seluruh anak adopsi beresiko terkena Adopted Child Syndrome. Berikut adalah gejala perilaku yang ditunjukkan oleh ADOPTED CHILD SYNDROME, yaitu:
  1. Melawan aturan (contoh: membolos)
  2. Memiliki khayalan yang berlebihan
  3. Berbohong
  4. Mencuri
  5. Kabur (dari rumah, sekolah, situasi)
  6. Kesulitan belajar
  7. Kurangnya kontrol terhadap impuls (over acting, hasrat, kejahatan seksual)
  8. Memiliki ketertarikan terhadap api (membakar)
  9. Perilaku anti sosial
  10. Self-image yang negatif

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV), Adopted Child Syndrome memiliki Symptoms Reactive Attachment Disorder (RAD) Adopted Child. Ini adalah hasil dari gangguan atau trauma dari proses kasih sayang seperti kekerasan fisik atau seksual, penelantaran, perubahan frekuensi dalam pemberian perhatian pada 3 tahun pertama dalam kehidupan anak. Kadang-kadang faktor lain yang dapat menyebabkan patahnya kasih sayang, seperti:

  1. Pemisahan anak dari tokoh yang dicintai karena hak adopsi
  2. Kematian orangtua
  3. Pemberi kasih sayang
  4. Pemindahan berkala atau beberapa perubahan pada pemberi kasih sayang
  5. Ketidak-hadiaran pemberi kasih sayang secara emosional karena ketidak-dewasaan dan penyakit mental atau fisik
  6. Kekerasan atau penelantaran pada anak
  7. Rasa sakit yang luar biasa
  8. Orangtua yang mengkonsumsi alkohol
  9. Kelahiran atau adopsi dari kehadiran saudara
Berikut adalah gejala dari RAD, yaitu:
  1. Kehilangan kontak mata
  2. Sembarang mengungkap kasih sayang pada orang asing
  3. Cenderung menghancurkan diri sendiri, orang lain dan barang-barang
  4. Cenderung kejam kepada binatang
  5. Berbohong tentang sesuatu yang sudah jelas
  6. Mencuri
  7. Tidak mempunyai kontrol mengenai impulsifnya.
  8. Lambat belajar
  9. Kurang mempunyai hati nurani
  10. Pola makan yang tidak normal seperti menyimpan makanan di dalam mulut, rakus, makan makanan yang manis-manis

No comments:

Post a Comment