Sunday, 15 September 2013

Explanation about Educational Kids Play

Apa yang dimaksud dengan Permainan Edukatif Anak-anak?


Permainan Edukatif Anak-anak adalah permainan yang meningkatkan perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan baik dalam aspek fisik, bahasa, kognitif, dan psikososial anak. 

Berikut adalah jenis kegiatan olahraga dan mainan yang sesuai bagi pertumbuhan bayi pada tahun pertama kehidupan (meningkatkan perkembangan fisik anak), yaitu:
  1. Lahir - 1 bulan: menggoyangkan bayi, menaruh bayi didalam box bayi, menggunakan kereta berjalan.
  2. 2 - 3 bulan: menggunakan box bayi yang dapat digerakkan, membaya bayi berkendaraan di dalam mobil, melatih tubuh bayi dengan menggerakkan kaki dan tangan secara lembut.
  3. 4 - 6 bulan: menggunakan kereta berjalan, melambungkan bayi di pangkuan sementara memegang bayi berdiri dalam posisi berdiri, membantu bayi berguling, menopang bayi dalam posisi duduk, membiarkan bayi condong ke depan untuk mencapai keseimbangan.
  4. 6 bulan: menaruh bayi di atas lantai untuk merangkak, berguling dan duduk, memegang bayi tegak lurus agar ia dapat menahan berat dan lambungnya. Angkat - katakan "naik", letakkan di bawah - katakan "turun", menaruh mainan di luar jangkauan, dorong bayi meraihnya.
  5. 9 - 12 bulan: memberi mainan dorong tarik yang besar untuk mendorong berjalan, menaruh perkakas dalam lingkaran untuk mendorong menjelajah.
  6. 12 - 24 bulan: mainan yang dianjurkan adalah mainan yang dirancang untuk memberi olahraga sesuai dengan perkembangan bayi, seperti: mainan tempat tidur, kotak bermain dalam tempat tidur, mainan dorong tarik dan ayunan.
  7. 3 tahun: gerakan sederhana, seperti: berjingkrak, melompat, berlari, membangun menara tingi yang terbuat dari balok, bermain sehelai papan atau teka-teki menyusun potongan gambar, walau agak kasar dalam menempatkan potongan.
  8. 4 tahun: gerakan sederhana tetapi sedikit mengambil risiko, seperti: anak yang sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama dan turun tangga dengan cara yang sama, kadang agak sulit membangun menara tinggi dengan balok secara sempurna, cenderung anak merasa tidak puas atas balok-balok yang telah disusun.
  9. 5 tahun: lebih berani mengambil risiko, lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan, seperti: memanjat suatu objek, berlari kencang, dan suka berlomba dengan teman sebaya atau orangtua, sebuah menara tidak lagi menarik perhatian anak usia 5 tahun, mereka justru ingin membangun rumah atau gereja lengkap dengan menara, walaupun perlu penjelasan dari orang dewasa tentang apa makna dari setiap proyek yang telah diselesaikan itu.
Berikut adalah perkembangan bahasa dimana anak dilatih berbicara dan menggunakan kalimat yang benar, yaitu:
  1. 12 - 26 bulan: anak dapat diajarkan perbendaharaan kata utama yang terdiri dari banyak kata benda dan kata kerja dengan sedikit kata sifat dan kata keterangan; urutan kata diperhatikan, seperti: bayi mandi.
  2. 27 - 30 bulan: anak dapat diajarkan menggunakan kata jamak, kata depan, seperti: mobil maju cepat.
  3. 31 - 34 bulan: anak dapat diajarkan menggunakan pertanyaan ya - tidak, pertanyaan, kalimat sanggahan dan kalimat berita, seperti: Letakkan bayi itu!.
  4. 35 - 40 bulan: anak dapat diajarkan meletakkan kalimat yang satu di dalam kalimat yang lain, seperti: itu mobil yang ibu beli untukku.
  5. 41 - 46 bulan: anak dapat diajarkan mengoordinasikan kalimat sederhana dengan hubungan proporsional, seperti: jenny dan cindy itu saudara.
Berikut adalah pengembangan aspek kognitif yang dilakukan dengan:
  1. Pengenalan suara, seperti: suara ayah, suara ibu, suara jenis-jenis binatang, suara mobil, suara sirene, suara mesin, dll.
  2. Pengenalan ukuran, seperti: kecil, besar, dll.
  3. Pengenalan warna, seperti: merah, kuning, hijau, jingga, nila, ungu, hitam, putih, abu-abu, coklat, dll.
  4. Pengenalan bentuk, seperti: segitiga, segi empat, lingkaran, dll.
Berikut adalah pengembangan aspek psikososial yang dapat dilakukan dengan:
  1. Etika atau sopan santun, seperti: selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, terima kasih, minta maaf, permisi, pamit, dll.
  2. Cara berinteraksi dengan orangtua, saudara, keluarga, dan masyarakat.
  3. Cara memberi salam, cara berdoa, dan cara beribadah.

Dari aspek-aspek diatas, maka diperlukan alat permainan yang bervariasi dan jangan menggunakan permainan yang membuat anak bosan, jenuh, ataupun stres. Cari aktivitas bermain yang bervariasi seperti: permainan yang dapat menyeimbangkan antara bermain aktif dan bermain pasif (bermain yang disertai dengan aktivitas otot, seperti: bermain pasir, bermain tali, bersepeda, dll.)

Berikut adalah jenis permainan menurut Parten, yaitu:
  1. Permainan sensorimotor: perilaku yang diperlihatkan bayi untuk memeroleh kenikmatan dan melatih perkembangan sensorimotor mereka, terjadi pada usia 9 - 12 bulan.
  2. Permainan praktis: melibatkan pengulangan perilaku ketika keterampilan baru sedang dipelajari atau ketika penguasaan dan koordinasi keterampilan fisik atau mental diperlukan dalam olahraga. Permainan sensorimotor melibatkan permainan praktis, terutama muncul pada bayi, sedangkan permainan praktis dapat terjadi sepanjang hayat.
  3. Permainan pura-pura atau simbolis: terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke suatu simbol, terjadi pada usia 18 bulan - 5 tahun, kemudian berangsur-angsur menurun. Pada awal Sekolah Dasar, anak-anak berminat ke Games.
  4. Games: kegiatan untuk memeroleh kenikmatan yang melibatkan aturan dan kompetisi dengan satu atau lebih orang, terjadi pada usia 10 - 12 tahun. Setelah 12 tahun, games sedikit menurun popularitasnya dan diganti dengan perainan praktis, percakapan, dan olahraga yang terorganisasi.
  5. Permainan konstruktif: mengombinasikan kegiatan sensorimotor yang berulang dengan representasi gagasan simbolis. Permainan konstruktif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam kreasi atau konstruksi produk atau pemecahan masalah ciptaan sendiri.
  6. Permainan sosial: permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman sebaya dan secara dramatis selama tahun-tahun pra sekolah. Bentuk lain permainan sosial adalah permainan yang kasar dan kacau dan seringkali sama dengan permainan yang bersifat permusuhan, tetapi perilaku ini diikuti oleh tertawa, gerakkan yang dilebih-lebihkan. 

No comments:

Post a Comment